PCR Portable untuk Pelacakan Kontak Erat

pelatihan-pcr-portabel
Petugas dilatih menggunakan PCR portable bantuan dari Gubernur Jawa Barat, Senin (31/8). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Kabupaten/Kota di Jawa Barat mendapatkan bantuan mesin/alat pengujian polymerase chain reaction (PCR) Portable, dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saat ini, operator pengguna alat PCR portable dari lima Kabupaten/Kota di Ciayumajakuning, tengah menjalani pelatihan, di Aula Dinkes Kota Cirebon.
Alat PCR portable tersebut, setiap daerah berbeda kebijakan dalam penunjukkan operatornya. Di Kota Cirebon yang ditunjuk kepada petugas analis dari laboratorium kesehatan daerah (Labkesda). PCR portable ini tidak lama lagi akan digunakan untuk mengintensifkan pemeriksaan dari hasil tracing.
Kepala Lebkesda Kota Cirebon, Edy Dwiono menyebutkan, pelatihan untuk mematangkan persiapan sebelum petugas operator PCR portable diterjunkan ke lapangan. Menurutnya, keunggulan PCR portable ini bisa dijinjing dan dibawa kemana-mana. Sehingga, akan lebih efektif untuk mentesting langsung di lokasi.
Misalnya, ketika ditemukan warga terkonfirmasi positif Covid-19 di suatu lingkungan, petugas surveillance langsung melakukan tracking dan tracing. Minimal ke keluarga dan warga di lingkunganya yang teridentifitasi kontak erat dan pernah berinteraksi dengan pasien positif tersebut.
Pada proses tracking dan tracing itu, operator PCR portable bisa ikut terjun langsung ke lapangan, dan langsung melakukan swabtest dan pengujian sampel lendir saluran pernafasanya di alat PCR portable yang dibawa.
Alat PCR portable ini, dalam sekali runing, bisa menguji langsung 8 sampel, membutuhkan waktu 1 jam sampai hasilnya keluar. “Jadi minimalnya keluarga terdekat dari pasien positif bisa langsung dites di lokasi,” ujarnya.
Dalam satu hari alat tersebut bisa diusahakan untuk difungsikan 2-3 kali. Sehingga, target skrining terhadap 20 orang hasil tracing yang kontak erat dengan pasien positif. Jumlah pengetesan hasil tracing yang ideal sebagaimana yang disarankan oleh gubernur beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, alat PCR portable ini tingkat akurasi pengujianya diklaim sudah sesuai dengan standar yang direkomendasikan WHO, di angka 95 persen. Cara penggunaanya pun relatif hampir sama dengan mesin PCR yang standby di laboratorium, bahkan lebih praktis. Tapi memang kekuranganya sampel yang bisa diuji sekali runing lebih sedikit.
Bantuan alat PCR ini, satu paket dengan reagen VTM dan tes kit lainya, yang di-drop sebanyak 8 box. Dalam satu paket berisi test kit berisi 48 pieces.. “Kalau untuk jumlah tes kit per daerah mungkin tidak sama, Kota Cirebon mendapat hampir 400 pieces,” imbuhnya. (azs)

0 Komentar