Tiga Kecamatan Rawan Abrasi

abrasi sumber jaya
ANCAMAN ABRASI: Warga melintas dijalan setapak di Desa Prapatan, Kecamatan Sumberjaya yang nyaris terkikis air Sungai Ciwaringin, kemarin (6/3). FOTO: ONO CAHYONO/ RADAR MAJA LENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka menyatakan ada
beberapa desa di kecamatan Sumberjaya yang berada di sepanjang bantaran sungai Ciwaringin rawan abrasi. Di antaranya Desa Sepat, Parapatan dan Panjalin Kidul.

Kepala Pelaksana BPBD, Agus Permana MP menjelaskan
tidak hanya permukiman penduduk di Desa Sepat
Kecamatan Sumberjaya yang terancam terkena abrasi susulan. Di sepanjang
aliran sungai Ciwaringin, wilayah Majalengka bagian timur atau
perbatasan Kabupaten Cirebon ini beberapa di antaranya
juga kondisinya mengkhawatirkan.

“Tiga desa di Kecamatan Sumberjaya yakni desa Sepat, Parapatan
serta Panjalin Kidul. Serta beberapa desa lainnya di Kecamatan Leuwimunding dan
Rajagaluh juga terancam. Permukiman
penduduk yang berada di tebing itu kondisinya memang memprihatinkan,”
ungkapnya.

Baca Juga:Membuat Pintu Baru Atasi Antrean di Kopi LuhurPerkuat Persatuan, Kesbangpol Kumpulkan Ragam Suku

Terkait kejadian bencana, BPBD sudah melaporkan kondisi ini ke instansi terkait. Karena kewenangan penanganan sungai Ciwaringin dilakukan oleh
BBWS. Dari data yang tercatat beberapa sungai rawan abrasi di antaranya sungai Cimanuk,
Talaga serta Ciwaringin.

Sementara itu, intensitas curah hujan tinggi yang terjadi sejak
Jumat (6/3) sore hingga malam mengakibatkan debit air sungai Ciwaringin meluap.
Hal tersebut mengakibatkan kembali terjadinya abrasi di Blok Senin, Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya. Selain itu abrasi juga mengancam permukiman di Blok Lebe, RT 06 RW 03 Desa Parapatan, Kecamatan Sumberjaya.

Salah seorang warga Parapatan, Dede menuturkan, peristiwa abrasi
selalu menjadi langganan setiap musim hujan.

“Sekarang ini hanya beberapa jengkal saja dengan permukiman,” tuturnya.

Kepala Desa Parapatan, Dedi Suswandi membenarkan, peristiwa
abrasi selalu saja terjadi setiap tahun tepatnya di Blok Lebe. Itu terjadi karena tanggul tidak kuat menahan
terjangan air sungai Ciwaringin yang meluap. Terlebih air kiriman dari hulu
sungai membuat debit air sangat tinggi.

“Lokasi itu memang sebenarnya sudah masuk kategori rawan abrasi.
Kejadian ini merupakan peristiwa beberapa kali sejak sebelumnya kondisi tanggul
sungai dengan rumah hanya berjarak beberapa meter saja,” ujarnya, Jumat (6/3).

Dari data yang

0 Komentar