Walikota Restui RSDGJ Lockdown

rsdg-gunung-jati-lockdown
Suasana di IGD RSD Gunung Jati yang ditutup sementara. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Doket Ismail mengimbau agar pasien-pasien yang akan dirujuk ke RSD Gunung Jati Kota Cirebon dapat dialihkan ke rumah sakit lain yang terdekat.
“Pasien yang diduga terpapar Covid-19 dengan kondisi kritis dapat diterima apabila masih tersedia tempat tidur kosong dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Manager On Duty (MOD). Pasien-pasien yang mendapat jadwai pemeriksaan pada tanggal 22-27 Oktober 2020 di poliklinik umum, laboratorium, radiologi dan pelayanan lainnya maka akan dilakukan penjadwalan ulang dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia,” ucapnya.
Terkait pelayanan haemodialisa, lanjut dr Ismail, HOT dan kemoterapi tetap melaksanakan pelayanan pasien sesual jedwal yang telah ditetapkan dengan tetep memperhatikan protokol kesehatan.
“Khusus bagi pengantar diwajibkan menggunakan masker bedah, mencuci tangan dan menjaga jarak. Jam besuk ditiadakan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, kecuali keluarga pasien kritis (intensif) yang memerlukan dukungan keluarga dan pasien isolasi yang memerlukan dukungan logistik dari keluarga, serta untuk kepentingan komunikasi, informasi dan edukasi,” tandasnya.
Dokter Ismail menegaskan, penunggu pasien dibatasi hanya satu orang dan harus memiliki kartu penunggu pasien.
“Seluruh pengunjung dan pegawai rumah sakit agar tetap memperhatikan protokol kesehatan 3 M (Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Memakai Masker),” tegasnya.
Walikota Drs H Nashrudin Azis menyetujui pemberlakuan lockdown rumah sakit sepekan ke depan. Walikota Nashrudin Azis mengakui, sudah mendapat laporan dari dirut RSDGJ dan meminta persetujuan kepadanya sebagai kepala daerah terkiat 39 nakes terkonfirmasi positif  Covid-19.
“Per jam 12.00 WIB hari ini (kemarin, red) RSDGJ di- lockdown,” tegasnya.
Menurut walikota, yang perlu dilakukan Dinkes dan rumah sakit adalah mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di masyarakat. Dia menganggap alasan menutup pelayanan sementara sangat tepat. Karena nakes banyak yang kena covid dan memprihatinkan.
“Satu kejadian sampai 39 itu sungguh luar biasa angkanya,” tandasnya.
Kalau tidak melakukan upaya lockdown, kata walikota, dikhawatirkan akan mengalami penyebaran. Makanya perlu tracing dan sterilisasi.
Disinggung soal bagaimana jika ada pasien corona membutuhkan pelayanan, walikota menjelaskan, direksi sudah menjelaskan sepanjang kamar isolasi dibutuhkan pasien covid yang memiliki gejala gejala tetap dilayani, karna sudah ada pintu khusus. Tapi kalau pasien tanpa gejala bisa dikarantina di hotel yang tersedia, yakni Hotel Onos dan Langensari. Sedangkan untuk pasien umum baru diarahkan ke rumah sakit lain dan sudah koordinasi dengan rumah sakit di Kota Cirebon. “Sementara tidak menerima pasien baru,” ujarnya.

0 Komentar