CIREBON – Sikap angin-anginan yang dilakukan PS Gunungjati Kabupaten Cirebon pada musim lalu, membuat banyak pendukung setianya kecewa. Terutama Pasoegati Mania. Salah satu kelompok suporter terbesar di Cirebon tersebut gencar memprotes sikap manajemen setelah tahu persoalannya berakar dari gaji pemain yang belum dibayar, waktu itu.
Saat itu, Pasoegati Mania menuding pihak manajemen tak sungguh-sungguh mengelola klub. Puncaknya, Pasoegati Mania menuntut perubahan status hukum PS Gunungjati. Meminta Ketua Umum PS Gunungjati, Muhamad Suhud, mundur. Serta, mengembalikan status kepemilikan klub kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Setelah musim 2019 berakhir, Paseogati menyatakan sikapnya. Mengancam akan mengendurkan dukungan andai status hukum dan struktur kepengurusan klub tidak diubah. “Bilamana tidak ada perubahan secara struktural manajemen, militansi kami tidak akan seperti sebelumnya,” ujar salah satu pentolan Pasoegati Mania, Asep Saefullah.
Menurut dia, musim lalu Pasoegati punya andil besar terhadap klub. Termasuk saat PS Gunungjati mengalami kendala finansial. “Kami terlibat dari awal pembentukan tim. Juga menggalang dana untuk membangun tim. Mungkin untuk musim 2020 ini, kita hanya akan menjadi pendukung biasa saja,” kata Asep.
“Keinginan kami dari awal jelas. Yakni adanya reformasi struktural manajerial. Juga perubahan status kepemilikan PS Gunungjati. Saya mewakili teman-teman Pasoegati, menginginkan status hukum PS Gunungjati dikembalikan kepada pemilik sebenarnya, yaitu Pemerintah Kabupaten Cirebon,” imbuhnya.
Di sisi lain, Manajer PS Gunungjati, Akmda Junaeri mengatakan, klub sepak bola tanpa suporter akan terasa hambar. “Keberadaan suporter itu menjadi irama yang menarik,” kata dia.
Namun demikian, dia berharap, suporter PS Gunungjati tidak lagi membesar-besarkan persoalan yang telah berlalu. Junaeri mengatakan, manajemen klub akan berbenah. Dia juga memastikan bahwa persoalan gaji pemain sudah diselesaikan.
“Suporter itu bagian dari klub. Riak-riak yang terjadi musim lalu, kita jadikan pelajaran. Soal gaji pemain juga sudah kita bereskan. Kalau soal pertandingan, ya ada kalah, ada menang. Kita harus menyikapinya dengan lebih bijak,” pungkasnya. (ttr)