Di sisi lain, literasi gizi juga bisa dengan membiasakan membaca label kemasan pada produk makanan dan minuman. Orang tua bisa memperhatikan jumlah kalori yang tersedia dalam nutrition facts atau informasi nilai gizi sesuai kebutuhan harian. Informasi gizi ini biasanya diukur per penyajian. Jumlah kalori yang ada, misalnya per saji 200 kalori, tetapi setiap satu kemasan mengandung dua kali saran penyajian.
Dengan demikian, apabila sebuah makanan langsung dihabiskan, maka kalori yang dikonsumsi sebanyak dua dikali 200 kalori, yakni 400 kalori. Jumlah ini dikatakan sangat berlebihan untuk sebuah camilan atau makanan selingan.
Dalam membaca label pada kemasan, orang tua juga perlu memastikan kadar gula dan kadar garamnya. Menurut dokter, seseorang yang peduli pada kebutuhan gizi pasti akan selalu membaca label kemasan, membatasi porsi kalori, garam, dan gula sesuai kebutuhan harian dan usia anak.
Baca Juga:Hati-hati, Demam Biasa Gejala Anak Kena DisentriPuncak Pemulihan Ekonomi Diprediksi Libur Lebaran Tahun 2023
Untuk membantu mengembalikan kebutuhan kalori anak sesuai usia dan kebutuhannya, bisa dengan membuat jadwal makan tiga kali sehari dan dua kali camilan.
Beberapa waktu lalu, publik di Indonesia mendapati kenyataan munculnya kasus bayi usia 16 bulan yang memiliki berat badan 27 kilogram di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Menurut dr Frida Soesanti SpA(K), kasus obesitas esktrem seperti ini tidak sering ditemukan. Saat ini, tim dokter dari RSCM masih terus menyelidiki kasus tersebut.