RADARCIREBON.ID – Konflik yang terjadi di jalur Gaza antara Israel dan Palestina masih berlangsung hingga kini. Namun ada yang ramai terkait buah semangka atau biasa disebut semangka Palestina.
Buah semangka belakangan ini kembali membuat ramai media sosial. Pasalnya, buah menyegarkan tersebut digambarkan sebagai simbol dukungan untuk Palestina ketika serangan Israel semakin masif dengan istilah semangka Palestina.
Lantas, bagaimana semangka bisa menjadi lambang solidaritas publik pada Palestina? Hingga ramai istilah semangka Palestina?
Baca Juga:UU 20 Tahun 2023 Disahkan, Atur Mekanisme Pengangkatan Honorer, Ada Sanksi bagi PPK yang MelanggarTunjangan Sertifikasi Guru Triwulan 3 Cair, Ada yang Terima hingga Rp5 Juta
Buah semangka sebetulnya sudah sejak lama jadi simbol Palestina. Dilansir dari laman Time, buah menyegarkan tersebut pertama kali muncul sebagai simbol Palestina pada tahun 1967, setelah perang 6 days.
Kala itu, Israel berhasil mengambil alih bagian barat dan Gaza, serta menguasai bagian timur Yerussalem.
Di wilayah tersebut, pemerintah Israel pun menjadikan pengibaran bendera Palestina sebagai bentuk pelanggaran pidana.
Untuk menghindari sanksi, warga Palestina kemudian mulai menggunakan buah semangka.
Alasannya, karena ketika dibelah, buah tersebut menampilkan warna-warna pada bendera Nasional mereka, yakni merah, hitam, dan hijau.
Tidak hanya melarang bendera tersebut berkibar, bahkan melukis dengan warnanya pun dilarang.
Pada tahun 1980, pemerintah Israel menutup pameran di 79 Galeri yang terdapat di Ramallah.Â
Pameran itu menampilkan karya seniman seperti Anani, Issam Badrl, dan Sliman Mansour. Hal ini diungkap oleh Mansour pada The National pada 2021 silam, dikutip dari Time.
Baca Juga:Benahi Distribusi Gas LPG 3 Kg Agar Tepat Sasaran, Pertamina Beber Perbedaan Pangkalan dan EceranTilang Uji Emisi Diberlakukan, Puluhan Kendaraan Roda 2 dan 4 Terjaring, Segini Dendanya
Ia mengatakan bahwa petugas akan menyita, sekalipun ia hanya menggambar bunga dengan warna tersebut.
Israel mencabut larangan terkait bendera Palestina pada tahun 1993, sebagai bagian dari perjanjian Oslo.
Perjanjian Oslo adalah perjanjian resmi pertama yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung beberapa dekade.
Dalam perjanjian tersebut, mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina. Bendera Israel dianggap mewakili Otoritas Palestina yang akan mengelola Gaza dan Bagian Barat.
Setelah perjanjian Oslo, New York Times mengulas kembali terkait peran semangka yang menggantikan bendera Palestina selama larangan berlaku.
“Di jalur Gaza, dimana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka yang menunjukkan warna merah, hitam, dan hijau seperti bendera Palestina, tentara hanya berdiam diri dengan sikap bosan, saat sedang mengibarkan bendera yang pernah dilarang,” kata John Kiffer yang juga jurnalis Times.