CIREBON, RADARCIREBON.ID – Pemerintah Kota Cirebon kembali menjual beras murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk kesekian kalinya, Senin 1 April 2024, di Lapangan Kebon Pelok, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.
Harga beras yang murah dijual Rp52 Ribu per 5 kg menjadikan antusiasme masyarakat tinggi, sehingga sempat terjadi kericuhan saat pembelian beras SPHP tersebut.
Ribuan warga yang sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB menjadi kesal karena ada warga yang menyalip ke depan kasir untuk membeli beras sekitar pukul 08.15 WIB.
Baca Juga:Spesial Ramadan, XL Axiata Business Solutions Hadirkan Promo Khusus untuk Pelanggan KorporasiPencairan THR Tenaga Honorer Tahun Ini Lebih Cepat
Hal ini menyebabkan protes keras dari warga, tidak hanya terhadap mereka yang menyalip, tetapi juga terhadap petugas yang dianggap tidak dapat mengatasi pelanggaran antrean.
Kericuhan tidak berhenti di situ. Sekitar pukul 09.00 WIB, salah seorang pembawa acara mengumumkan bahwa stok beras hampir habis dan kemungkinan beberapa warga yang suah lama mengantre tidak akan mendapat bagian.
Karuan saja, warga di belakang langsung melakukan dorongan sehingga menyebabkan beberapa orang terjepit, termasuk para lansia.
Putri (35) mengaku sudah mengantre sejak pukul 07.15 WIB dengan harapan bisa membeli beras SPHP seharga Rp52 ribu untuk 5 kg.
Putri sudah mengikuti instruksi panitia untuk duduk di kursi yang telah disediakan, dan beberapa kali pembawa acara mengumumkan bahwa transaksi belum dimulai hingga diresmikan oleh Pj Walikota.
Namun, Putri merasa kecewa karena panitia tiba-tiba mengizinkan beberapa warga untuk membeli beras SPHP.
Tidak hanya itu, kekecewaan Putri bertambah ketika ia melihat warga yang baru datang menyalip ke depan antrean untuk membeli beras.
Baca Juga:2 Bangunan SD akan Digusur, Warga Linggarjati Unjuk Rasa Tolak Pembangunan Hotel Polres Majalengka Sita Puluhan Botol Miras di Kecamatan Cikijing
Ia merasa terpanggil untuk menyuarakan protesnya. “Saya sudah rela mengantre sejak pagi, tapi tiba-tiba orang datang dan langsung beli beras di kasir. Tentu saja saya protes,” tegasnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Maryati (40), yang merasa kesal karena banyak orang yang menyalip ke depan antrean meskipun masih banyak warga yang mengantre di belakang.
Maryati juga kaget ketika pembawa acara mengumumkan bahwa stok beras hampir habis, yang menyebabkan kerumunan belakang antrean saling dorong demi mendapatkan beras SPHP.