WOW! Ada Bekingnya, Sewa Lapak di Stadion Bima Kota Cirebon Ratusan Ribu hingga Jutaan Rupiah

bisnis lapak di kawasan stadion bima cirebon
Kawasan Stadion Bima Kota Cirebon diambil menggunakan drone. Foto: yuda sanjaya-radar cirebon.
0 Komentar

“Sudah pada mundur dan atapnya pun dipapas (dipotong). Nanti (lapak) yang lain akan menyusul (melakukan hal serupa, red). Kalau mau ada penggusuran kan harus ada peringatan 1, 2 dan 3. Okelah kita maklum kalau sudah diperingatkan. Kalau tiba-tiba digusur tanpa peringatan, kita juga gak mau, bakal melawan,” terang H, menjelaskan soal kemungkinan penggusuran lapak yang tak berizin tersebut.

Sementara untuk harga jual lapak yang bisa dibilang menonjol karena berada di tepi jalan utama masuk Bima, juga variatif. Kata H, harganya Rp8 juta hingga Rp12 juta.

Sementara untuk di belakang lapak tersebut atau di area dalam Kawasan Stadion Bima, H menyebut harga sekitar Rp3 juta. Itu, jelasnya, diberikan ke preman. Hanya untuk buka lahan. “Ya itu, preman kodok kalau saya bilang. Mereka juga yang menjaga parkir di sini,” ucap H.

Baca Juga:Kisah Inspiratif Dr Hermanto SH MH Advokat dari Cirebon: Pernah Putus Sekolah hingga Jadi Tukang SapuPemkot Cirebon Belum Punya Konsep Menata Kawasan Stadion Bima

Radar Cirebon mencoba bertemu yang dimaksud preman kodok tersebut. Lewat Ha. Tapi dengan halus, H pun tak menyarankan. “Takutnya nanti kalau gak lewat saya (sewa lapak) harganya digetok (ditinggikan, red). Kalau sama saya mah bareng-bareng mengerti saja, karena sama-sama pedagang. Jualan ada kalanya ramai, ada kala juga sepi,” kata H, meyakinkan untuk tak tanya harga ke preman kodok.

Terkait beking aparat, H tak menampik. Bahwa ada oknum abdi negara yang terlibat membekingi lapak di Kawasan Stadion Bima. Tapi lagi-lagi, ia bilang jika menyewa atau membeli lapak darinya, bebas pungutan preman berseragam itu. “Kalau di tempat lain, ada pungutan itu (oleh oknum aparat, red). Kalau sama saya sih gak bisa,” pungkas H.

Cerita senada disampaikan pedagang yang menempati selter yang di dekat bangunan kampus UGJ. “Kalau kami di selter ini sewa sekitar Rp200 ribu per bulan ke pemilik kios. Itu belum untuk keamanan, sampah, dan listrik sebesar Rp200 ribu. Bayarnya ke pengurus. Jadi satu kios Rp400 ribu,” kata R, seorang padang di Selter Kawasan Stadion Bima.

R sendiri mendapat lapak dengan lebar 1 meter 70 cm, yang panjangnya sekitar 4 meter sampai 5 meter ke depan. Ia juga dapat fasilitas dari penyewa, berupa dua kursi bersama satu meja dan etalase jualan. Fasilitas lainya, ada wastafel yang sudah ada airnya untuk cuci piring, dan juga fasilitas listrik.

0 Komentar