Burhanudin memahami adanya penertiban ini. Yakni demi mendukung kawasan wisata Trusmi. Burhanudin mengatakan ada ratusan PKL yang berjualan di Jl Syekh Datul Kahfi. Yakni 304 PKL malam hari dan pagi sekitar 80. “Kita memahami adanya penertiban ini. Menurut Ibu Kapolres Jalan Syekh Datul Kahfi ini harus klir, gak boleh ada pedagang karena dicanangkan sebagai kawasan tertib lalu lintas,” ujarnya.
Seperti diketahui, belum lama ini Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menginginkan kawasan Trusmi ditata agar menjadi ikon wisata seperti Malioboro Yogyakarta. Pemkab Cirebon pun menyambut keinginan itu dengan mulai melakukan penataan di kawasan Trusmi.
Misalnya pada Senin (7/7/2025), Forkopimda Kabupaten Cirebon kompak turun melakukan penertiban dengan menyasar para PKL yang berjualan di badan jalan, parkir liar, serta gelandangan dan pengemis atau gepeng.
Baca Juga:Koperasi Merah Putih di Cirebon Bakal Diguyur Rp3 Miliar: Ingat, Bukan Uang HadiahKuwu Cipanas Cirebon Berharap KMP Bisa Gantikan Peran Bank Emok dan Pinjol
Pada kesempatan penertiban itu, Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman mengatakan penataan itu berdampak pada hilangnya mata pencaharian warga, terutama para pedagang yang berjualan di sepanjang jalan itu. Karena itu, pihaknya akan mencari solusi agar PKL di kawasan Trusmi tetap bisa beraktivitas, tapi di tempat yang sesuai peruntukannya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni mengatakan pihaknya ikut hadir pada penertiban itu, terutama penertiban gepeng, anak jalanan, dan parkir liar. “Kita ingin badan jalan difungsikan untuk kepentingan umum dan nanti dari Pemkab Cirebon yang akan memberikan solusi tentang keberadaan pedagang dan parkirnya akan seperti apa,” ujarnya.
Sumarni sepakat bahwa kawasan Trusmi harus menjadi kawasan wisata andalan Kabupaten Cirebon. Karena itu, harus ditata. “Kami berharap warga Kabupaten Cirebon bisa tertib dan menjadikan kawasan Trusmi menjadi ikonnya Kabupaten Cirebon, menjadi kawasan wisata yang bersih dan indah,” ujarnya. (den)