Postingan ini kemudian menjadi sorotan warganet. Pembahasannya semakin mengarah ke salah satu SMA. Bahkan beberapa sudah menuliskan nama pejabat sekolah yang dimaksud, yaitu SMAN 3 Tasikmalaya.
Karena polemik semakin berkembang, pihak sekolah akhirnya angkat bicara. Tuduhan itu dibantah. Sekolah menilai masalah itu muncul hanya karena kesalahpahaman dan kekecewaan orang tua yang anaknya gagal masuk ke SMAN 3 Tasikmalaya.
Kemudian dilakukan penelusuran terhadap akun-akun media sosial yang mengunggah tuduhan tersebut. Akun pertama mengunggahnya diketahui bukan orang tua dari SMA tersebut.
Baca Juga:Kata KDM Soal Rekrutmen Dokter, Tidak Boleh Berdasarkan Ekonomi Orang TuaAkibat Gempa Bekasi, Kereta Api Berhenti Luar Biasa, KAI: Tidak Ada yang Anjlok
Akun itu ternyata milik orang tua dari anak yang gagal masuk ke SMAN 3 Tasikmalaya. Orang tua siswa itu pun kecewa dan bicara kepada orang lain bahwa anaknya tidak diterima karena tidak bisa membayar Rp 10 juta.
Meski begitu, polemik tersebut tidak langsung mereda. Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ronald Aristone Sinaga alias Bro Ron sampai mendatangi sekolah tersebut.
Pada akhirnya, KDM pun mengambil keputusan. Mantan Bupati Purwakarta itu menonaktifkan untuk sementara Kepala SMA N 3 Tasimalaya.