RADARCIREBON.ID–Aksi unjuk rasa di depan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan, sempat ricuh, Rabu (10/12). Puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kuningan (Alamku), menuntut pemerintah pusat membubarkan Balai TNGC.
Puluhan demonstran terlihat memadati depan Kantor Balai TNGC, yakni ruas Jalan Nasional Kuningan-Cirebon. Akibatnya, kendaraan terpaksa dialihkan melalui jalur Lingkar Timur Kuningan atau Jalan Eyang Hasan Maolani.
Situasi memanas ketika massa demonstrasi mulai membakar ban bekas di tengah jalan raya. Bahkan sempat melempar air kemasan dan telur ke arah gedung Balai TNGC.
Baca Juga:Diskominfo Kuningan Dorong Keterbukaan Informasi PublikKuningan Raih Pinunjul Award untuk Keempat Kalinya, Bukti Konsistensi dalam Pengendalian Inflasi Daerah
Kericuhan pun tak terhindarkan. Beruntung, aparat kepolisian segera mengendalikan keadaan sehingga benturan fisik tak terjadi dan aksi tetap dapat dipantau.
Para peserta aksi menilai keberadaan Balai TNGC justru memperburuk kondisi sumber daya air di kawasan lereng Ciremai. Mereka mengeklaim menerima banyak keluhan warga, yang belakangan ini mengalami penurunan drastis pasokan air bersih terutama di wilayah lereng Ciremai.
Beberapa desa disebutkan seperti Cisantana, Puncak, Sagarahiang, hingga Cileuleuy. Salah satu orator aksi, Yusuf Dandi Asih dengan lantang menyuarakan keresahan masyarakat.
Ia memperingatkan bahwa Kuningan berpotensi mengalami bencana serupa banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Sumatera, akibat rusaknya daerah tangkapan air.
“Kuningan jangan sampai seperti Sumatera, terkena banjir bandang. Sebelum TNGC berdiri, masyarakat lereng Ciremai bisa bercocok tanam dan airnya melimpah. Sekarang warga Cisantana dan sekitarnya justru kekurangan air,” katanya.
Ia bahkan menuding, adanya pengelolaan sumber air yang tidak transparan dan rawan disalahgunakan.
“Berapa banyak aliran air dari Ciremai yang tanpa izin diambil begitu saja? Jangan sampai TNGC bermain dalam pengelolaan sumber air di Gunung Ciremai,” ujarnya.
Baca Juga:TPT Sungai Citamba Ambruk, Dapur Rumah Rusak ParahOrang Tua Korban TPPO Asal Kuningan di Kamboja Lapor Bareskrim Polri
Dalam orasinya, Yusuf menyatakan pihaknya akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar, jika pemerintah pusat khususnya Presiden RI dan Menteri Kehutanan tidak segera merespons tuntutan pembubaran BTNGC.
“Kami hanya perwakilan, tapi suara rakyat akan kami bawa. Kalau harus aksi lebih besar, kami siap. Saya tidak ingin Kuningan ricuh, tapi keresahan warga harus didengar,” katanya. (ags)
