AWAL RAMADHAN, Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Sama, Idul Fitri Bisa Berbeda

AWAL RAMADHAN, Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Sama, Idul Fitri Bisa Berbeda
AWAL RAMADHAN, Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Sama, Idul Fitri Bisa Berbeda. Foto : Ilustrasi awal Ramadhan - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Awal Ramadhan, Muhammadiyah dan NU kemungkinan bisa sama, namun Idul Fitri kemungkinan berbeda. Hal ini di ungkapkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Perbedaan awal Ramadhan maupun hari Raya Idul Fitri di Indonesia sudah tidak asing lagi mengingat semua menggunakan metode yang sah, dan juga semua saling menghormati keyakinannya masing-masing.

Pada ulasan berikut ini disampaikan kemungkinan awal Ramadhan ada kesamaan antara Muhammadiyah dan NU, tapi saat Hari Raya Idul Fitri ada kemungkinan berbeda.

Baca Juga:SIMAK DISINI! Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala Sesuai Arahan KemenagUPDATE EMAS! Harga Hari ini 10 Maret 2023 Naik Banyak Lagi, Ayoo Buruan Borong Sekarang Sebelum Tambah Terbang Lagi!

Awal Ramadhan, Muhammadiyah dan NU kemungkinan sama

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, bahwa tanggal awal Ramadhan antara NU dan Muhamadiyah sama. Meski, tanggal Idul Fitri akan berbeda.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika, BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, kesamaan dan perbedaan tersebut berdasarkan Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah serta Imkan Rukyat (visibilitas hilal) yang digunakan NU dan beberapa ormas lain.

Menurut Thomas dalam laman resmi BRIN, bahwa penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru.

Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria. Sehingga menurutnya kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat.

Thomas juga menambahkan, kriteria hilal yang diadopsi adalah kriteria berdasarkan pada dalil syari (hukum agama) tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

Kriteria itu harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama. Termasuk Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Thomas menyebut ada potensi kesamaan awal Ramadhan. Menurutnya apabila saat maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS.

Baca Juga:CATAT! Inilah 8 Uang Kuno Yang Paling Dicari Kolektor, Pemiliknya Auto KayaAUTO SUPER KAYA, 4 Uang Kuno Termahal, Paling Diburu Kolektor Sedunia

Dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat [3-6,4] dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal [WH]. Jadi seragam versi [3-6,4] dan [WH] bahwa 1 Ramadhan 1444 pada 23 Maret 2023.

0 Komentar