Karena Sakit Hati, Mahasiswa Ini Tega Membunuh Nenek Ai di Perum Puri Asri Kuningan, Kabur Selama 7 Hari

Polisi ungkap motif pembunuhan nenek Ai
EKSPOSE KASUS: Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian dalam gelar ekspose kasus pembunuhan nenek Ai dengan pelaku berinisial AR (22) warga Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID KUNINGAN – Polisi mengungkap motif di balik pembunuhan nenek Ai Triesnawati (65) di Perum Puri Asri, Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, pada bulan puasa lalu diduga karena sakit hati pelaku.

Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian dalam gelar ekspose beberapa waktu lalu mengungkapkan, pelaku seorang mahasiswa berinisial AR (22) warga Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, mengakui sebagai pelaku pembunuhan nenek Ai yang masih ada hubungan keluarga tersebut. AR mengaku tega menghabisi nyawa nenek sebatang kara tersebut karena merasa sakit hati atas ucapan kasar korban.

“Kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada tanggal 10 April atau sepekan sebelum jenazah nenek Ai ditemukan. Saat itu pelaku datang ke rumah korban dengan mengendarai motor untuk suatu keperluan hingga terjadi pertengkaran yang berujung lontaran kata kasar terucap dari mulut korban. Pelaku yang tidak terima dengan perkataan korban kemudian melawan hingga melakukan penyerangan dan penganiayaan hingga menyebabkan nenek Ai meninggal dunia,” ungkap Willy kepada awak media.

Baca Juga:Tidak Kenal Medan, Mobil Rombongan Pengantin Terperosok di Jalan Cilebak-Subang, 15 Penumpang SelamatH+2 Puncak Arus Balik dan Wisata di Kabupaten Kuningan, Polisi Harus Lakukan Rekayasa

Willy melanjutkan, pelaku AR setelah menghabisi korban sempat membersihkan darah yang bercecer di lantai dengan menggunakan lap pel kemudian menutup gorden. Setelah itu pelaku kabur dengan membawa mobil Daihatsu Zebra warna biru milik korban beserta satu unit handphone.

“Pelaku sempat membawa mobil milik korban ke Cirebon dan meninggalkannya di daerah Dukupuntang, dan sempat membalas chat yang masuk ke handphone korban. Ini diduga menjadi cara pelaku untuk mengelabui orang-orang agar menyangka kalau nenek Ai masih hidup,” ujar Willy didampingi Kasat Reskrim Iptu Anggi Eko Prasetyo.

Selama tujuh hari pelarian tersebut, lanjut Willy, ternyata pelaku tidak sempat kembali ke TKP untuk mengambil motor Yamaha Xeon yang terparkir di depan rumah korban. Hingga akhirnya, kematian Nenek Ai pun terkuak setelah polisi mendapat laporan dari warga yang curiga dengan bau busuk yang keluar dari rumah korban dan motor Yamaha Xeon berpelat D tersebut menjadi petunjuk pihak penyidik mengungkap kasus ini.

0 Komentar