Perlu Upaya Untuk Perpanjang Usia TPA Kopi Luhur Cirebon

tpa-kopi-luhur
Perlu upaya untuk perpanjang usia TPA Kopi Luhur Cirebon. Foto: Khoirul Anwarudin/Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID- Perlu upaya untuk perpanjang usia TPA Kopi Luhur Cirebon. Seperti diketahui, produksi sampah masyarakat Kota Cirebon diperkirakan mencapai 250 sampai 300 ton setiap harinya.

Semakin banyaknya volume sampah yang dihasilkan, tentu berdampak terhadap kapasitas di Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA Kopi Luhur Cirebon.

TPA Kopi Luhur Cirebon yang mempunyai luas 14 hektar itu diperkirakan akan penuh dalam 3 tahun ke depan. Jumlah sampah yang terus meningkat, tak diimbangi dengan perluasan lahan. Sampah kian menggunung dari waktu ke waktu.

Baca Juga:STMIK IKMI Cirebon Gelar Workshop IoT Enginering, Ajak Anak Muda Melek TeknologiBangga! STMIK IKMI Cirebon Raih Penghargaan Gold Winner dari LLDikti Wilayah IV Jabar-Banten

Kepala UPT TPA Kopi Luhur Cirebon, Cecep Rohimat mengatakan dengan luasan lahan hingga 14 hektar, namun pemanfaatan untuk pembuangan sampahnya baru sekitar 9 hektar saja.

TPA Kopi Luhur sendiri, lanjutnya terbagi menjadi sejumlah zona. Selain untuk pengelolaan sampah, terdapat pula zona untuk penghijauan.

“Ada juga lahan yang terpotong sungai sehingga belum bisa termanfaatkan dengan optimal,” ungkap Cecep kepada Radar Cirebon, akhir Februari 2023 lalu.

Cecep menyebut, jumlah angkutan dan volume sampah yang masuk ke TPA Kopi Luhur Cirebon setiap harinya mencapai 350 meter kubik atau sekitar 200 ton. Hal ini membuat daya tampung TPA Kopi Luhur diprediksi akan mencapai volume maksimal hingga tiga tahun mendatang.

Oleh sebab itu, pihaknya akan terus berupaya mengantisipasi agar daya tampung tidak melebihi kapasitas.

“Saat ini kami juga sedang membuat kantong untuk pembuangan sampah, terutama di zona 1, 2, dan 3. Selama menyiapkan kantong, kita juga membuka akses untuk alat berat dan truk operasional,” jelasnya.

Sementara itu sistem pengelolaan sampah di TPA Kopi Luhur Cirebon masih menggunakan metode open dumping, yaitu dengan meratakan sampah menggunakan alat berat lalu diurug dengan tanah. Padahal, metode open dumping dianggap lebih banyak memberikan dampak negatif serta membahayakan.

Baca Juga:Cara WNA Masuk Islam di Kota Cirebon, Begini SuasananyaMenengok Komplek Dalem Agung Pakungwati yang Menjadi Cikal Bakal Berdirinya Keraton Kasepuhan Cirebon

“Kita belum menerapkan sistem sanitary landfill karena untuk sampai ke situ salah satunya perlu ada jembatan timbang untuk mendeteksi volume sampah yang masuk. Dan saat ini kita belum punya,” katanya.

0 Komentar