kecil. Kemudian berubah lebih banyak dari manusia ke manusia lewat saluran
napas,” ujarnya.
Meski demikian, penularan
virus corona dari hewan ke manusia itu tidak diklarifikasi sebagai zoonotik
seratus persen atau sebagai penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan
ke manusia atau sebaliknya. “Virus corona tidak sama dengan antraks yang
sifatnya benar-benar zoonotik, yakni dengan penularan penuh dari hewan ke
manusia. Posisi antara binatang ke manusia dalam hal virus corona ialah sebatas
sebagai rantai penularannya saja,” jelasnya.
Sebagai bentuk
rekomendasi, ia menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi cairan yang hangat di mana
sekaligus mampu membersihkan saluran napas. Ini tidak berlaku untuk yang dingin
sebab akan membuat kuman betah. Apalagi, katanya, minuman hangat, bahkan
memiliki efek sebagai salah satu pengencer dahak sehingga akan cukup efektif
membersihkan saluran pernapasan tersebut.
Baca Juga:10 WNA Ajukan Izin Tinggal Darurat ke Imigrasi CirebonSetelah Umrah, Agenda Haji Bisa Terdampak
Hal berbeda diungkapkan oleh
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Siti Nadia Tarmizi. Dia mengatakan hingga kini tidak ada bukti virus corona
masuk ke dalam kategori penyakit zoonotik atau dapat menular melalui hewan ke
manusia. “Sampai sekarang tidak terbukti bahwa corona itu adalah penyakit
zoonotik. Artinya bukan ditularkan dari hewan ke manusia,” kata dia.
Kejadian di Wuhan, China,
kata dia, awalnya diduga hewan merupakan salah satu penyebab penyakit itu
menular ke manusia. Namun, setelah dilakukan penelitian, hal itu sama sekali tak
terbukti. (gw/fin)