Utara dr Dyani Kusumowardhani mengatakan mereka memiliki enam dokter spesialis
paru yang bekerja secara tim untuk menangani pasien positif Covid-19. “Sekarang
kami punya tim dokter spesialis paru, ada enam. Memang gak enam-enam (terjun untuk satu pasien), tapi satu-satu dulu dan
kerja semua kerja tim,” kata Dyani di Jakarta kemarin.
Enam dokter itu, kata
Dyani, mulai bekerja ketika pasien suspect Covid-19 dirujuk oleh rumah sakit
lain. “Kalau (pasien) rujukan dari luar, pasien itu tidak lewat instalasi gawat
darurat lagi. Langsung masuk ruang isolasi, akan ditangani oleh tim yang
disebut tadi,” kata Dyani.
Tugas mereka yang pertama
adalah mengambil sampel cairan dari tenggorokan pasien untuk diuji di
laboratorium penelitian dan pengembangan kesehatan. Selain itu, pengecekan juga
dilakukan dengan mengambil sampel darah, foto rontgen, dan standar pengecekan
lainnya.
Baca Juga:Kebutuhan Dalam Negeri Meningkat, Ekspor Masker DihentikanPTMSI Kota Cirebon Gulirkan Liga Tenis Meja
Mereka yang melakukan
pengecekan di dalam ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso diharuskan memakai
pakaian pelindung diri dari penyakit menular. “Untuk semua petugas medis yang
menangani pasien harus memakai alat perlindungan diri yang lengkap, seperti
yang disebut baju astronot itu. Karena ada risiko untuk tertular, maka harus
memakai itu,” ucap Dyani.
Semua petugas medis dan
dokter yang dimiliki RSPI Sulianti Saroso juga difasilitasi dengan antibodi
berupa multivitamin yang lengkap sehingga mampu menjaga kebugaran mereka yang
bertugas. “Kami memberikan semua karyawan kami peningkatan daya tubuh seperti
vitamin,” lanjutnya.
Sementara itu, sumber Fajar Indonesia Network (Radar Cirebon Group) menyebutkan RS
Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tengah mengisolasi tiga pasien baru dengan status
pengawasan virus coronadi Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK).
“Ya, saat ini ada yang masuk dengan gejala yang sama dan kami
menyebut itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sedang diproses pemeriksaan. Jadi
ada tiga pasien, namun itu masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium,”
terang Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi.
Dikatakan, sampel cairan
tubuh ketiga pasien tersebut telah dikirim untuk diperiksa di laboratorium
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI untuk