“Ada keanehan pas saya cek, rata-rata tubuh hewan ternak itu utuh, hanya diambil darahnya saja luka juga sedikit. Ada yang luka satu ekor di bagian lehernya, itu juga cuma luka sobek seperti dihisap serigala,” bebernya.
Atas peristiwa ini, pihaknya bersama unsur TNI-Polri berupaya untuk menelusuri penyebab kematian hewan ternak milik warga yang mati misterius.
“Memang dulu lima tahun lalu pernah ada kejadian kaya gini, itu juga belum tahu apa penyebabnya. Makanya sekarang kita kerja sama dengan Polsek dan Koramil untuk menyelidiki peristiwa ini lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kuningan Bunbun Budhiyasa saat dikonfirmasi menuturkan, jika peristiwa serupa memang sempat terjadi di beberapa desa khususnya di kawasan lereng Gunung Ciremai. Bahkan ketika itu, hewan pemangsa hewan ternak berhasil ditangkap warga.
“Kejadian ini pernah juga dulu, misalnya di Desa Sayana, Desa Peusing, kemudian Cigugur dan desa yang lain. Bahkan hewan itu tertangkap,” katanya.
Dia menyebut, jika hewan pemangsa ternak yang berhasil ditangkap itu berada di Desa Trijaya Kecamatan Mandirancan Kuningan. Sebagian warga saat itu ada menyebut harimau, namun setelah dibawa ke BKSDA ternyata seekor kucing liar. “Hewan itu memang tidak makan dagingnya, dia hanya menyedot darahnya saja. Saya pikir sejenis hewan itu, bila melihat ciri-cirinya, tapi saya belum yakin,” terangnya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk memastikan penyebab kematian hewan ternak milik warga, maka Dinas Peternakan mengutus petugas untuk datang ke lokasi tersebut. “Kita akan utus petugas untuk melakukan pendataan, dan mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi predator hewan ternak itu,” pungkasnya. (ags)