CIANJUR- Data korban meninggal akibat gempa Cianjur terus diperbaharui oleh BNPB. Data update hingga Selasa malam (22/11) sekitar pukul 20.00 WIB, jumlah korban meninggal 268 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 122 jenazah telah teridentifikasi.
Upaya pencarian masih terus dilakuan. Untuk korban luka-luka yang sudah terdata ada 377 orang. Sedangkan warga yang mengungsi sebanyak 7.060 jiwa. Kkerugian material, BPBD Cianjur juga mencatat bangunan yang mengalami kerusakan. Yakni 2.834 rumah, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan, 10 kantor dan gedung, dan 5 fasilitas kesehatan. Dua jembatan dan dua titik juga terdampak.
Presiden Jokowi sudah meminta jajarannya untuk mengutamakan tindakan evakuasi para korban gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur sebelum mengambil langkah lainnya.
“Untuk korban-korban yang masih dihimpun (didata, red) saya perintahkan untuk didahulukan evakuasinya, penyelamatan didahulukan,” ujar Jokowi saat meninjau lokasi longsor Jalan Cipanas-Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11).
Presiden Jokowi juga menyampaikan belasungkawa atas korban meninggal dunia akibat bencana alam tersebut. Dia meminta jajaran PMK, BNPB, Basarnas, TNI-Polri. dan PUPR untuk bersama-sama menggerakkan jajarannya dalam membantu para korban, terutama terkait dengan pembukaan akses yang terkena longsor.
“Yang penting akses jalan yang kemarin tertimbun tadi sampai pagi (kemarin) sudah bisa dibuka. Alhamdulillah, dan ini nanti ada dilanjutkan dengan penanganan terutama penyelamatan evakuasi yang masih tertimbun,” ujar Jokowi.
Nantinya rumah-rumah yang rusak berat, ringan, dan sedang, akan diberikan bantuan uang tunai. Yang rusak berat akan diberikan bantuan Rp50 juta, sedang Rp25 juta dan ringan Rp10 juta. “Yang paling penting pembangun rumah-rumah yang terkena gempa bumi diwajibkan memakai standar bangunan antigempa oleh PUPR,” kata dia.
Jokowi menyebut bahwa berdasarkan pengamatan BMKG gempa di Cianjur sifatnya berkala 20 tahunan. Pemerintah mengarahkan untuk pembangunan rumah antigempa.
DITANGGUNG PEMERINTAH
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemerintah akan terus melakukan pendataan dan membangun rumah bagi warga terdampak.
“Bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat akan diganti oleh pemerintah, begitu tanggap darurat selesai masuk tahap tehabilitasi dan rekonstruksi, setelah itu baru membangun rumah-rumah masyarakat yang rusak berat,” kata Suharyanto saat jumpa pers di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (22/11).