INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Petani bawang merah di wilayah barat Kabupaten Indramayu lagi waswas dengan banjir. Ancaman banjir yang terus mengintai ladang penghasilan mereka.
Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Di pekan-pekan terakhir tahun 2023 lalu, ancaman banjir sudah berulang kali terjadi. Sampai nyaris merendam tanaman bawang merah siap panen. “Hampir saja kami gagal panen,” ucap Raswadi (45) petani bawang merah di Desa Anjatan Baru, Kecamatan Anjatan, Selasa (3/1).
Kerugian akibat gagal panen bisa dihindari, setelah dia dan petani lainnya melakukan pompanisasi. Membuang air dari parit-parit bawang merah ke saluran pembuang maupun irigasi. Tak cukup sehari-dua hari, tapi sampai dua minggu lamanya. Petani bang merah melakukannya siang dan malam.
Baca Juga:Wow..Hibah Rp15 Miliar untuk Guru MadrasahBupati Nina Janji Akan Perbaiki Rumah Ambruk Akibat Rob di Pantai Eretan
“Sampai sekarang masih terus dipompa. Jangan sampai tanaman bawang terendam lalu rusak. Tapi resikonya biaya operasional membengkak, sudah ratusan liter BBM kita beli. Belum lagi buat upah tenaga kerja,” ungkapnya.
Raswadi menyebut, tersisa belasan hektare pertanian bawang merah di desanya yang belum dipanen. Jika sampai gagal, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Sugi, petani bawang merah lainnya menambahkan, banjir disebabkan curah hujan tinggi dan meluapnya saluran irigasi. Jika kondisinya parah, dia bersiap panen dini. Meski usia bawang merah belum layak atau ideal untuk dipanen.
Hal itu dilakukan karena petani tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar. Apalagi saat ini ongkos produksi meningkat lantaran harga pupuk yang naik dan sangat mahal.
“Terpaksa panen dini. Ini untuk menyelamatkan hasil bawang merahnya meskipun hasilnya kurang maksimal. Jika dibiarkan terendam sampai lama, bawang akan busuk,” terangnya. (kho)