Jadi Menkes Budi Sadikin harus menyediakan begitu banyak alat untuk begitu banyak spesialis di begitu banyak kota kecil. Dan Menkes sudah menyanggupinya.
Rupanya kalangan dokter sudah semakin kompak: mendukung reformasi kesehatan. Orang seperti Prof Dr Ario Jatmiko (72 tahun) ahli kanker senior itu, menulis dukungan yang sangat rinci. Termasuk soal memperbanyak spesialis lewat hospital based. Bahkan lebih hebat lagi: spesialis bedah jangan sampai mengusir bedah umum. Misalnya untuk operasi payudara. Bisa dilakukan dokter bedah umum yang cukup dilatih secara khusus.
Maka, kata Prof Miko, harus dibedakan antara pendidikan dan kursus. Pendidikan itu untuk urusan karakter. Termasuk pendidikan spesialis. Kursus untuk meningkatkan keterampilan.
Baca Juga:Situ Gede Bogor Makin Glowing dan Eksotis, Diresmikan Ridwan Kamil  Rp4 Triliun BOS Madrasah Swasta Tahun 2023 Cair, Ini 7 Prosedur yang Harus Ditempuh
Prof Dr Siti Fadilah pun memberikan dukungan yang rinci. Mantan menteri kesehatan yang kritis itu punya mantera: kekurangan dokter spesialis adalah nyata, kekhawatiran terjadi kelebihan dokter tidak harus dikhawatirkan.
Bahkan Siti Fadilah langsung saja: setujui RUU Kesehatan. Kekurangan dokter spesialis itu akan teratasi.
Bagaimana dengan dokter lulusan luar negeri? Orang seperti Prof Puruhito dan Ario Jatmiko tidak punya problem apa-apa. Keduanya pulang dari luar negeri sebelum aturan adaptasi dan ujian ada. Dan lagi keduanya adalah perintis di bidang masing-masing.
Covid sudah selesai. Selamat turun gunung ramai-ramai. (*)