INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Banyak duka yang dirasakan petugas Pantarlih dalam tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilu 2024 lagi berlangsung sejak 12 Februari sampai 14 Maret 2023.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indamayu sendiri menerjunkan sebanyak 5.297 petugas Pantarlih.
Jumlah Pantarlih tersebut sesuai jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di Bumi Wiralodra, tersebar di 31 kecamatan dan 317 desa/kelurahan.
Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kabupaten Indramayu, Rabu 15 Februari 2023Jadwal Sholat untuk Kabupaten Cirebon, Rabu 15 Februari 2023
Tugas Pantarlih diantaranya membantu Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam pemutakhiran data yang tercatat di Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) Pemilu 2024.
Demi mendapatkan data yang valid, mereka harus berkunjung langsung ke rumah-rumah warga. Secara door to door, agar pencatatan ebih akurat dalam upaya meningkatkan kualitas data pemilih.
Belum sepekan melaksanakan tugas, sejumlah petugas Pantarlih memiliki pengalaman yang tidak bisa dilupakan.
Seperti yang dialami beberapa petugas Pantarlih di Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu. Mereka mengaku kerap mengalami kejadian menggelikan sampai yang tidak mengenakkan.
Umumnya, petugas Pantarlih dicueki warga. Kedatangan mereka seolah dianggap angin lalu. Padahal untuk menuju rumah-rumah warga, petugas mesti blusukan dari pagi hingga menjelang Magrib.
Kadang sampai malam, menyesuaikan waktu dengan si empunya rumah yang baru pulang kerja selepas Isya. Belum lagi cuaca yang kurang mendukung. Seragam mereka sampai basah kuyup diguyur hujan.
Namun, itu sudah menjadi risiko Pantarlih dan masih dianggap mendingan. Sebab, di waktu lain, ada Pantarlih yang mengalami kejadian tidak menyenangkan.
Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kota Cirebon, Rabu 15 Februari 2023150 Driver Ojol dan Opang Diberi Edukasi Tertib Berkendara, Begini Kata Kapolres Indramayu
Petugas Pantarlih dimarahi warga ketika rumahnya didatangi. Penyebabnya, warga itu mengaku sampai saat ini belum menerima bantuan sosial dari pemerintah.
Ada pula warga yang tidak mau membukakan pintu lantaran menyangka petugas yang datang adalah penagih utang.
“Pantarlih yang sampai diusir warga yang gak dapat bansos, sama dikira penagih hutang,” ungkapnya, Rabu (15/2).
Diakuinya, tugas Pantarlih di lapangan tidak semudah yang dibayangkan. Justru cukup berat. Mesti berhadapan langsung dengan masyarakat yang berbeda karakter. Ada warga yang ramah, cuek, bahkan emosian.