Di sekitar lokasi kata Somad, memang terdapat permukiman penduduk, namun beberapa KK sudah dievakuasi saat musibah yang terjadi di tahun 2017 lalu.
“Di tahun 2020 lalu, berdasarkan hasil pemetaan dan pemeriksaan yang dilakukan bersama tim BPBD maupun satkorlak kecamatan, ada 3 rumah yang statusnya waspada karena hanya berjarak beberapa meter dari pusat pergerakan tanah. Saat ini 3 rumah itu sudah dikosongkan. Sehingga saat pergerakan tanah di tahun 2023 ini relatif aman karena berada di bawah permukiman, meski masih ada beberapa rumah namun jaraknya masih cukup jauh lah sehingga masih bisa dibilang aman,” tambahnya.
Sementara itu jika melihat munculnya pergerakan tanah tersebut, sepertinya musibah itu terjadi dalam interval 3 tahunan. Yakni 2017, 2020 dan 2023.
Baca Juga:Badan Penyuluh Pertanian Lakukan Uji Sampel Tanah Pertanian di MajalengkaSeleksi Paskibraka Kabupaten Majalengka Sudah Dibuka, Ini Link Daftarnya
Selain itu dari informasi dan data dari satkorlak bencana Kecamatan Sindangwangi, diketahui lokasi pergerakan tanah yang terjadi memang berada di jalur patahan.
Rute pergerakannya meliputi beberapa lokasi di antaranya di Blok Desa Lama dan beberapa blok di kampung Sinapeul Desa Ujungberung.
Kemudian ada juga titik jalur pergerakan tanah di Desa Jerukleueut termasuk di sekitar Blok Ciloa Desa Lengkong Kulon. (pai)