MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Linda (5), putri dari pasangan Idah (50) dan Ardi (55) warga Blok Senin, RT 18 RW 05, Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka kondisinya memprihatinkan.
Linda hanya bisa terbaring lemas di atas bantal beralas tikar dengan berat badan yang hanya 4 kilogram saja.
Ayah Linda, Ardi menuturkan, Linda terbiasa ditinggal sendiri di rumah karena dirinya harus bekerja mencari nafkah. Sedangkan ibunya tinggal di Desa Leuwikidang bersama keluarganya.
Baca Juga:Siswi MTs Kasturi Maja Kabupaten Majalengka Terpilih Sebagai Penulis NasionalAlumni IKA Himmaka Minta Pemkab Majalengka Peka Aspirasi Rakyat Â
Ardi bercerai saat sang anak baru lahir, dengan alasan ibunya mengalami gangguan kejiwaan.
Walaupun di usianya yang sudah lima tahun, kondisi Linda belum mampu berbicara, apalagi beraktivitas seperti anak seusianya. Untuk menggerakkan badan saja dia nampak kesulitan.
“Gerakannya hanya merespons ketika diberikan makanan atau minuman dengan membuka mulutnya, ketika rasa haus laparnya hilang dia langsung menutup mulut,” tutur Ardi.
Namun saat didudukan, dia sudah bisa duduk hanya saja badannya tidak mampu bergerak ke mana-mana termasuk menggerakkan tangan atau kaki.
Ketua RT setempat Nana S, mengtakan anak tersebut semula tinggal bersama nenek sambungnya di Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong. Dia dirawat sejak lahir karena tidak memungkinkan tinggal bersama ibu atau ayahnya.
Belakangan, tepatnya sejak sebulan yang lalu anak tersebut diserahkan dengan alasan neneknya harus merawat anaknya yang paling besar di Cigasong karena sakit.
Semula pihak RT tidak mengetahui kalau Ardi kini mengasuh anaknya yang masih balita karena tidak pernah bercerita perihal anak yang ada di rumahnya dengan alasan malu.
Baca Juga:Daffa Fasya Dikirim ke Pare Kediri saat Sekolah di MTs Darul Ulum PUI Majalengka  Tiga Kali Penyelamatan Krusial dari Kiper Timnas U-20 Asli Orang Majalengka
Ardi pun setiap hari bekerja berangkat pagi dan kadang pulang sore meninggalkan anaknya sendirian di rumah.
Nana dan istrinya pun tidak pernah merasa curiga jika tiap pagi Ardi membeli gula cakar, walaupun itu tidak biasa dilakukannya, yang belakangan diketahui untuk anaknya sebagai pengganti susu.