CIREBON, RADARCRIEBON.ID – Hari Raya Nyepi 2023 Tahun Baru Saka 1945 kembali diperingati oleh umat Hindu yang berada di wilayah III Cirebon, Rabu (22/3).
Salah satu peringatan Hari Raya Nyepi 2023 adalah, dirayakan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar Pura Agung Jati Pramana Cirebon. Suasana sunyi dan senyap pun meliputi wilayah sekitar pura yang ada di Kecamatan Harjamukti itu.
Berdasarkan pantauan Radar Cirebon di sekitaran lokasi, hanya ada warga-warga sekitar yang berjalan melintasi wilayah sekitar pura. Tampak juga spanduk ucapan selamat Hari Raya Nyepi 2023 Tahun Baru Saka 1945.
Baca Juga:AIO Store Hadir di A.S.S Mall, Harga Mall tapi Bisa DitawarPrediksi Italia vs Inggris di Kualifikasi Euro 2024 Tanggal 24 Maret 2023, Petaka buat Timnas Italia
Sehari sebelumnya, tepatnya, Selasa (21/3), Muda Mudi Pura Agung Jati Pramana, Ni Made Ayu Ratih Mileniasari menyampaikan, pihaknya akan merayakan kegiatan Catur Brata Penyepian mulai Rabu pagi (22/3) hingga Kamis (23/3).
“Kita akan melaksanakan Amati Geni atau tidak boleh menyalakan api, Amati Karya atau tidak boleh melakukan suatu pekerjaan, Amati Lelungan atau tidak boleh berpergian, dan Amati Lelanguan atau tidak boleh ada hiburan,” ujar Ratih kepada Radar Cirebon.
Secara prinsip, pada Nyepi 2023, Ratih mengharapkan agar kesejahteraan dan keselamatan bersama tetap terwujud bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya wilayah III Cirebon dan sekitarnya.
“Kita semua berharap agar pada tahun yang baru ini kita bisa mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan dengan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah umat Hindu yang berasal dari wilayah III Cirebon tersebut telah melakukan prosesi Melasti. Prosesi ini merupakan prosesi menyucikan pratima, menyucikan sarana persembayangan serta menyucikan Buana Alit dan Buana Agung.
“Jadi memang upacara Melasti ini merupakan salah satu rangkaian menjelang Catur Brata Penyepian Tahun Baru Caka 1945 yang jatuh Rabu (22/3). Memang, sebelum kita merayakan hari suci itu kita sebagai umat Hindu harus melakukan penyucian diri,” kata Ratih.
Menurut Ratih -sapaan akrabnya- pelaksanaan kegiatan tersebut memiliki makna dan tujuan untuk melebur segala macam kotoran pikiran atau yang disebut Manacika, kotoran perkataan atau Wacika, dan kotoran perbuatan atau yang disebut Kayika. Sehingga, bisa menjalankan Hari Raya Nyepi dengan suci.