MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd kembali meminta kepada seluruh jajaranya, termasuk OPD untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan sedekah atau berbagi dengan kaum dhuafa, yatim piatu maupun jompo.
Hal itu dikatakan orang nomor satu Pemkab Majalengka sesuai hasil rapat koordinasi (Rakor) dengan para pejabat dan OPD di seluruh Kabupaten Majalengka, Jumat (24/3).
Ia meminta kegiatan buka bersama ataupun hal lainya dialihkan ke kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim, piatu dan jompo yang manfaatnya akan sangat dirasakan langsung.
“Sebab dengan kegiatan berbagi tersebut dampaknya lebih jelas,” tandas bupati.
Baca Juga:WAJIB DICONTOH! Beras Bengkok Jatah Kades Kawunghilir Majalengka Dibagikan Gratis kepada Warga TERLALU!!! Pakai Jalan Milik Warga, Komisi I DPRD Majalengka Sidak Tiga Lokasi Perumahan di Kecamatan Ligung
Instruksi tersebut sudah disampaikan secara langsung dan tegas di hadapan seluruh pejabat, agar selama Ramadan ini mereka lebih dekat dengan kaum duafa, yatim piatu, dan jompo.
“Dalam rapat koordinasi menjelang Ramadan saya menginstruksikan kepada seluruh pejabat untuk lebih dekat dengan kaum duafa, yatim piatu, jompo. Dalam bulan Ramadan ini perbanyak berbuat baik untuk mereka yang lebih butuh uluran dan sentuhan tangan dan kesalehan para birokrat. Daripada rame-rame menggelar acara buka bersama lebih baik bagikan saja kepada mereka,” terangnya.
Bupati menegaskan bukan berarti melarang kegiatan buka bersama, namun alangkah baiknya jika kegiatan tersebut dialihkan dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim, jompo dan lainnya. Sehingga keberkahan Ramadan dan semangat kebersamaan akan semakin terasa.
“Ya dari pada rame-rame bikin acara buka bersama sambil ketawa ketawa, saya kira lebih baik anggaranya atau kegiatannya diubah menjadi kegiatan berbagi. Mungkin selain akan jauh lebih bermanfaat juga akan semakin nikmat, dan tentunya berpahala,”tambahnya.
Diakui Bupati Karna, pasca pandemi Covid-19 perekonomian Kabupaten Majalengka saat ini masih belum stabil, meski tidak sampai terpuruk. Namun hal itu dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, termasuk pada bulan Ramadan ini dengan naiknya sejumlah harga komoditi yang membuat masyarakat semakin kesusahan.