Selain itu, Kusmana menambahkan, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab naiknya harga daging ayam.
“Cuaca memang ada hujan dan panas. Antisipasi kita selalu memantau harga itu dan ketersediaannya. Insya Allah di Kuningan sampai saat ini, walaupun harga relatif mahal tapi masyarakat membeli di pasar,” tambahnya.
Saat ini, kata Kusmana, harga daging ayam di pasar mencapai Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogramnya.
Baca Juga:Cobalah Gunakan Tabir Surya Ini Agar Kulit Tetap Bening Terlindungi dari Paparan Sinar MatahariPPPK Nakes di Kuningan Belum Menerima Gaji 2 Bulan Terpaksa Harus Utang untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
“Harga ayam yang biasanya di hari normal itu sekitar Rp 30 sampai Rp 35 ribu, paling mahal Rp 40 ribu. Sekarang memang di Kabupaten Kuningan ini di beberapa pasar rakyat ini naik berkisar Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu,” katanya.
Agar pasokan daging ayam tetap aman, Diskopdagperin Kabupaten Kuningan akan terus menekan kepada para peternak untuk memasok daging ayam, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kita terus berusaha agar para peternak dan pemasok atau distributor daging ayam, agar tidak berhenti walaupun agak mahal. Sehingga kebutuhan masyarakat bisa berlanjut sampai Idul Adha,” ucapnya.
Terkait isu mogok jualan yang dilakukan oleh para pedagang daging ayam, Kusmana menegaskan, para pedagang daging ayam di Kuningan akan tetap berjualan.
“Untuk ancaman mogok, saya malah baru mendengar. Insya Allah di Kuningan sampai saat ini para pedagangnya aman-aman saja, terus berjualan,” tegasnya.
Agar tidak terjadi mogok masal, pihak Diskopdagperin Kabupaten Kuningan akan melakukan sosialisasi kepada para peternak, agar tidak terjadi mogok masal.
“Kita ada beberapa rencana untuk mengantisipasi agar mereka tidak mogok. Petugas kami akan terus mensosialisasikannya, karena harga ayam melambung tinggi ini tidak hanya terjadi di Kuningan,” jelasnya.(ale)