“Dampaknya apabila UN dilaksanakan kembali: menguntungkan kelompok tersebut namun merugikan siswa dan masa depan bangsa,” kata Ina kepada Bloomberg Technoz.
Kemudian Ina menilai dampak lainnya pada siswa-siswa sekolah akan mengalami kesulitan beradaptasi dengan dunia kerja industri kerja 4.0.
Dilansir dari berbagai sumber revolusi industri 4.0 istilah yang mengacu terhadap tahap revolusi industri dengan adanya adopsi secara luas pada teknologi digital, konektivitas, kecerdasan buatan, serta integrasi sistem pada berbagai aspek produksi serta kehidupan manusia.
Mengapa UN Akan Diadakan Lagi?
Baca Juga:Cara Agar WhatsApp Tidak Bisa Ditelpon Tanpa MemblokirnyaKontroversi Aksi Pep guardiola Yang Menunjuk 6 Jari Untuk Ejekan Fans Liverpool Tadi Malam
Meskipun sempat dihentikan, beberapa pihak menganggap bahwa Ujian Nasional tetap memiliki nilai penting dalam evaluasi pendidikan. Beberapa alasan yang mungkin mendasari keputusan pemerintah untuk mengadakan UN kembali antara lain:
Standarisasi Evaluasi Pendidikan: Ujian Nasional dapat berfungsi sebagai standar penilaian yang objektif di seluruh Indonesia. Dengan sistem yang seragam, diharapkan dapat memetakan kualitas pendidikan di berbagai daerah dengan lebih baik.
Mengukur Kesiapan Lulusan: UN dinilai bisa menjadi alat untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diajarkan selama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat menjadi acuan untuk menentukan kelayakan mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Dengan adanya UN, diharapkan para guru dan pihak sekolah dapat lebih fokus pada pencapaian hasil belajar yang optimal, karena ujian tersebut akan menjadi bagian penting dari evaluasi proses belajar-mengajar.
Kembali ke Sistem yang Teruji: Beberapa kalangan berpendapat bahwa penghentian UN justru berdampak pada menurunnya standar evaluasi kelulusan, karena tidak ada lagi tolak ukur yang jelas. Kembalinya UN diharapkan dapat memulihkan standar tersebut.
Reaksi Masyarakat dan Pihak Terkait
Tentu saja, keputusan untuk mengembalikan Ujian Nasional ini memunculkan beragam reaksi dari masyarakat. Ada yang menyambut baik karena dianggap bisa memberikan kepastian dan kembali ke sistem evaluasi yang lebih terstruktur. Namun, tidak sedikit juga yang khawatir bahwa ujian ini akan kembali membebani siswa dengan tekanan yang berat.
Para guru juga memiliki pandangan yang beragam. Beberapa merasa bahwa UN memang penting sebagai evaluasi akhir, namun ada juga yang merasa khawatir tentang kesiapan siswa menghadapinya setelah beberapa tahun absen. Selain itu, tantangan baru muncul karena perubahan cara belajar yang kini lebih banyak dilakukan secara daring, yang bisa mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian tatap muka.