RADARCIREBON.ID – Museum Keraton Kanoman Cirebon semakin menarik perhatian publik. Bangunan bersejarah ini sudah lama tidak tersentuh renovasi, dan kini kondisinya memerlukan penanganan secara intensif.
Juru Bicara Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengungkapkan bahwa terakhir kali museum ini direnovasi adalah pada tahun 1997.
“Sudah lebih dari dua dekade. Kini saatnya dilakukan pembaruan, termasuk menghadirkan ruang tata pamer agar koleksi bisa bercerita dengan lebih hidup,” ujarnya usai menghadiri Tradisi Tawurji, Rabu (20/8/2025).
Baca Juga:Biznet Festival Cirebon 2025 Sukses Hadirkan Hiburan Berkualitas4 Hari, Pansus IV DPRD Kabupaten Cirebon Kunker ke Semarang, Dapat Apa?
Museum tersebut menyimpan sekitar 100 koleksi bersejarah, di antaranya kereta kebesaran Kesultanan Cirebon, Kereta Paksi Naga Liman asli, Kereta Jempana untuk permaisuri, replika Paksi Naga Liman, guci peninggalan Ratu Ong Tien, pusaka tombak, hingga meriam yang pernah digunakan dalam perlawanan terhadap penjajah. Terdapat pula naskah-naskah kuno yang menjadi saksi perjalanan panjang sejarah kesultanan.
“Semua ini adalah warisan bangsa yang tak ternilai harganya. Kami ingin museum ini benar-benar hidup, menjadi kebanggaan masyarakat Cirebon sekaligus ikon budaya yang berharga,” tegas Ratu Arimbi.
Mulai September 2025, Kementerian Kebudayaan RI berencana memberikan pendampingan. Langkah awalnya adalah melakukan pendataan ulang koleksi agar tercatat secara resmi sebagai aset museum, bukan sekadar milik pribadi keluarga keraton.
Namun hingga kini, pengelolaan museum masih bersifat swadaya dan dilakukan secara turun-temurun. Belum ada dukungan anggaran dari pemerintah.
“Kami berjuang sendiri. Karena itu, kami berharap ada kepedulian yang lebih besar, terutama dari pemerintah, untuk menjaga warisan sejarah ini,” ujarnya.
Keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri. Meski beberapa anggota keluarga keraton telah mendapat pelatihan, jumlah mereka masih belum mencukupi.
“Ke depan, kami berharap ada peningkatan kualitas SDM agar museum ini dapat dikelola secara lebih profesional, sekaligus mampu memberikan pengalaman berharga bagi para pengunjung,” pungkasnya. (ade)