“Kalau kita lihat diberita, kebanyakan yang disorot soal keracunan. Padahal, yang paling penting itu kontrol kualitasnya bahan yang masuk seperti apa dan yang keluar harus seperti apa,” paparnya.
Rona mencontohkan, limbah dapur MBG dapat dijadikan bahan tambahan pakan ternak atau ikan, namun harus melalui proses pengolahan agar tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang lalat.
Ia juga menekankan pentingnya pemilahan limbah berdasarkan jenisnya, hewani, nabati, dan mineral. Sebab, pencampuran yang salah bisa mempercepat pertumbuhan bakteri berbahaya.
Baca Juga:Dicopot sebagai Sekda Kota Cirebon, Gus Mul Resmi Jabat Staf Ahli WalikotaEmpat Situs Keramat Jadi Magnet Wisata di Desa Kerandon Kecamatan Talun
Misalnya, cangkang telur jangan dicampur dengan sisa sayuran karena bisa mempercepat munculnya lalat dan bakteri.
“Bakteri bisa berkembang dengan cepat pada makanan yang tidak dikelola dengan benar karena itu. Maka, pengawasan harus dilakukan terus-menerus termasuk dengan menurunkan petugas ke lapangan,” ungkapnya.
Selain itu, Rona menilai BGN juga perlu menetapkan standar lokasi dapur MBG, terutama di kawasan padat penduduk.
“Harus ada aturan jarak dari rumah warga atau sumber air. Jangan asal membangun dapur tanpa kajian lingkungan,” pungkasnya. (*)