Menurutnya, makanan tersebut disalurkan ke sejumlah sekolah. Di antaranya SDN 2 Setu Wetan, SDN 1 Setu Kulon, RA Rancang, RA Nurul Abror, dan RA Al Amin. Namun, hanya siswa SDN 2 Setu Wetan yang alami gejala mual dan muntah.
Pihak kepolisian juga turun tangan menyelidiki kasus tersebut. Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni mengatakan Tim Inafis telah mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium dan memeriksa pihak SPPG. “Secara dokumen, sertifikasi, dan alur higienitasnya lengkap. Kami tinggal menunggu hasil uji laboratorium dari makanan itu,” ujarnya.
Dari hasil pengecekan di lapangan, makanan dengan menu soto ayam itu disalurkan ke delapan sekolah, namun hanya SDN 2 Setu Wetan yang melaporkan kasus serupa. “Kami akan awasi terus pelaksanaan program makan bergizi gratis agar kejadian seperti ini tidak terulang. Semua pihak harus memperketat higienitas dan menjalankan SOP dengan baik,” tegas Sumarni.
Baca Juga:KPK “Berkantor” di Cirebon, Pinjam Ruangan Polres Ciko sampai 7 November1.576 PPPK Paruh Waktu Lingkup Pemkot Cirebon, 12 Tahun Penantian Kini Resmi Pegang SK
Sementara itu, guru SDN 2 Setu Wetan, Herman, mengatakan para siswa mulai mengeluh pusing dan mual sekitar pukul 09.30 WIB, tak lama setelah menyantap menu MBG. “Biasanya makanan datang jam 08.00 WIB dan kami bagikan sebelum jam istirahat. Jadi anak-anak belum sempat jajan di warung,” katanya.
Mengetahui kondisi tersebut, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan SPPG sekaligus membawa para siswa ke Puskesmas Plered untuk mendapatkan perawatan.
Salah satu orang tua siswa, Mulyadi, mengaku khawatir setelah mendapat kabar dari pihak sekolah yang menyatakan bahwa anaknya mengalami gejala usai menyantap menu MBG. “Pas datang, benar saja. Anak saya kondisinya lemas, mengeluh sakit perut, pusing, sama mual-mual juga,” ucapnya.
Mulyadi berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia meminta pihak penyelenggara program MBG dapat lebih berhati-hati dalam menyiapkan makanan untuk anak-anak.
“Ke depan saya harap bisa lebih diperhatikan, mulai dari cara memasak, penyimpanan, hingga pengiriman. Semua pihak yang terlibat harus benar-benar memastikan makanan yang diberikan aman dan tidak membahayakan anak-anak,” harapnya. (awr)
