RADARCIREBON.ID – kemarin ada kabar yang sedang tranding di bicarakan oleh halayak sosial media dari berbagai kalangan yang terkejut dengan kurs yang di sampaikan oleh mesin pencari tersebesar di dunia yaitu Google lantas mereka pun bersuara, Google buka suara terkait kehebohan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang ambruk ke Rp 8.170 pada laman mesin pencari Search. Tak cuma nilai tukar dolar AS, tetapi euro dan beberapa mata uang lainnya juga menunjukkan level yang keliru.
“Mereka menyadari adanya masalah yang memengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,”
sedangkan kalau kita lihat di website lain angka nyapun berbeda mereka memberikan 1$ pun di angka 16.000 an.
Baca Juga:Kejutan Final Kepagian Babak Play-OFF Di Liga Champions, Undian Mepertemukan Madrid VS Manchester CityGara – gara Ini Laki – laki Ini Tega Membunuh Dan Memutilasi Jasad Dalam Koper Di Hotel
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti turut angkat bicara mengenai peristiwa ini. Ia bilang, angka rupiah yang ditampilkan di Google Finance adalah kesalahan teknis.
“Kesalahan teknis terjadi. Dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro,”
Destry pun memberikan tangkapan layar mengenai level rupiah di monitor Bloomberg maupun pencarian di Yahoo Finance. Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 16.300 bila dibandingkan dengan dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance menunjukkan nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.294 per dolar AS.
Bank Indonesia menjelaskan bahwa kesalahan ini bukan disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar yang sebenarnya, melainkan oleh gangguan teknis pada sumber data yang diambil Google dari pihak ketiga. BI juga menekankan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS di pasar tetap berjalan normal sesuai mekanisme pasar.
Google telah mengakui kesalahan ini dan menyatakan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan penyedia data untuk memperbaiki masalah tersebut. Mereka juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat kesalahan informasi ini.
Artikel ini mengingatkan masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi nilai tukar mata uang dari sumber resmi, seperti Bank Indonesia atau platform keuangan terpercaya, terutama ketika menemukan perbedaan data yang signifikan.