Bahaya Gempa di Cirebon: Ancaman Senyap di Tanah Keraton

Ilustrasi
Potensi gempa di Cirebon: Sesar Baribis Segmen 1. Foto: Istimewa.
0 Komentar

Oleh: Muhammad Fikri Fahrezi

CIREBON, sebuah kota bersejarah yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Keraton di pesisir utara Jawa Barat, ternyata menyimpan potensi bencana yang sering terabaikan, seperti gempa bumi.

Berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) 2017 dan diperbarui oleh BMKG dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2022, wilayah Cirebon dilintasi oleh Sesar Baribis Segmen 1 yang teridentifikasi sebagai sesar aktif dengan potensi magnitudo maksimum sekitar 6,5–6,8 Mw.

Sesar ini memanjang dari Subang, Purwakarta, hingga Cirebon dan menjadi salah satu potensi sumber gempa yang dapat memicu kerusakan cukup besar, terutama di wilayah padat penduduk.

Baca Juga:Bupati Cirebon Tinjau Lokasi Longsor Gunung Kuda, Komitmen Beri Bantuan dan Pendidikan Anak KorbanMajalengka Raih WTP Ke-12 Berturut-turut

Sayangnya, kesadaran masyarakat dan kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa bumi ini masih tergolong rendah.

Data dari BNPB menunjukkan bahwa Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten/Kota Cirebon untuk gempa bumi berada dalam kategori sedang hingga tinggi, namun hingga kini belum banyak program mitigasi yang difokuskan untuk menghadapi skenario terburuk akibat aktivitas Sesar Baribis Segmen 1.

Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana potensi gempa akibat Sesar Baribis Segmen 1 menjadi ancaman senyap bagi Cirebon. Lebih jauh, tulisan ini menekankan pentingnya mitigasi bencana yang berbasis data, mulai dari pemetaan risiko, penguatan bangunan, perencanaan tata ruang yang memperhatikan kawasan rawan gempa, hingga edukasi masyarakat agar siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Sudah saatnya Cirebon, sebagai tanah Keraton yang sarat sejarah, juga menjadi teladan dalam kesiapsiagaan bencana demi melindungi warganya. Sesar Baribis merupakan salah satu sesar aktif utama di Pulau Jawa, membentang sepanjang sekitar 100 kilometer dari Purwakarta hingga perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka.

Sesar ini terbagi menjadi beberapa segmen, salah satunya adalah Segmen Cirebon, yang dikenal juga sebagai Sesar Baribis Cirebon 1. Segmen ini melintasi wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, termasuk daerah seperti Majalengka dan Indramayu. Karakteristik Sesar Baribis adalah jenis sesar naik (thrust fault) yang terbentuk pada periode tektonik Pliosen–Plistosen dan masih aktif hingga saat ini. Aktivitas sesar ini ditandai dengan laju pergeseran sekitar 5 mm per tahun. Studi mikro-seismik di wilayah Cirebon mencatat adanya aktivitas gempa dangkal dengan kedalaman antara 1 hingga 85 km, menunjukkan bahwa Sesar Baribis merupakan sumber gempa aktif di daerah ini.

0 Komentar