Jumlah Perokok Masih Tinggi, Mengapa Gudang Garam Justru Terancam Bangkrut?

phk gudang garam
Pabrik rokok Gudang Garam. Foto: Gudang Garam - RADARCIREBON.ID
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Ini sungguh ironis. Jumlah perokok di Indonesia masih tinggi, namun pabrik rokok Gudang Garam (GG) justru terancam bangkrut.

Data menunjukkan, jumlah perokok di Indonesia sekarang ini di angka 70 juta orang. Sementara itu laba bersih pabrik rokok GG pada tahun 2025 justru turun 80 persen.

Apalagi jasa pabrik rokok GG ini terhadap negara sangat tinggi. Perusahaan rokok tersebut menyumbang pendapatan negara hingga Rp 216 triliun.

Baca Juga:Reshufle Kabinet, Prabowo Sedang Bersihkan Orang-orang Jokowi? Istana Bilang BeginiHari ke Sepuluh, BBKSDA Sisir Hutan Lindung Terdekat Gunung Tangkuban Parahu

Pertanyaannya, sebenarnya ada apa dengan pabrik GG? Akun konsultan keuangan dan bisnis “100 Juta Pertama” membongkar persoalan tersebut.

Melalui postingannya di media sosial X belum lama ini, akun itu menjelaskan kabar tentang pabrik Gudang Garam yang lagi tidak baik-baik saja. Hal tersebut terlihat dari performa laba bersihnya di tahun 2024.

Diungkapkan, pada tahun 2023, keuntungan Gudang Garam ada di angka Rp5.325 miliar setahun. Kemudian terun bebas 82% menjadi Rp981 miliar pada tahun 2024.

Akibat anjloknya laba bersih Gudang Garam pun, jelas akun itu, membuat kekayaan pemiliknya, Susilo Wonowidjojo, juga ikut terjun bebas.

Di tahun 2023, total kekayaan Susilo Wonowidjojo sekitar USD 3.6 miliar. Kemudian pada tahun 2024, kekayaan turun menjadi USD 2.9 miliar.

Ada apa dengan GG yang keuntungan bersihnya GG jadi turun parah? Padahal jika dari data Kemenkes RI tahun 2023, jumlah perokok Indonesia sampai 70 juta orang.

Akun konsultan keuangan dan bisnis itu menyebutkan setidaknya ada 3 hal yang mempengaruhi, yakni:

1. Cukai rokok naik

Baca Juga:Rasio Rata-rata Gaji Rakyat dan Anggota DPR di Indonesia, 1 Banding 27, Tertinggi di Banding Negara LainTeror Macan Tutul di Desa Cimenga, Ternak Milik Warga Sering Jadi Sasaran

Dalam 5 tahun terakhir, cukai rokok terus naik. Hal ini yang membikin harga rokok menjadi mahal. Akibatnya, masyarakat mencari alternatif rokok murah. Salah satunya sebagian para perokok memilih rokok ilegal.

2. Peredaran rokok ilegal meningkat

Shifting perokok dari rokok resmi ke ilegal terus naik.Tahun 2024 puncaknya. Pada tahun tersebut kenaikannya 46% dibanding 2023.

Tak hanya membikin perusahaan seperti Gudang Garam terseok-seok, keberadaan rokok ilegal juga merugikan pemerintah hingga Rp97,81 triliun.

Dari sisi harga memang beda jauh. Misalnya harga per 1 slop rokok Gudang Garam sekitar Rp290-Rp300 ribuan. Sedangkan rokok ilegal, per 1 slopnya hanya Rp80-Rp100 ribuan. Bedanya hampir setengah harga.

0 Komentar