3. Pengguna vape meningkat
Meningkatnya pengguna vape di Indonesia pun secara tak langsung membuat perusahaan rokok, seperti Gudang Garam tertekan.
Di tahun 2023 saja, kenaikan pengguna vape meningkat 10 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, pada tahun tersebut, pengguna rokok elektrik di Indonesia tertinggi di antara negara lainnya.
Jadi jelas, menurut akun itu, gonjang-ganjing Gudang Garam yang terancam bangkrut bukan karena pengguna rokok di Indonesia yg turun. Penyebabnya karena sebagian beralih ke rokok murah/ilegal dan vape.
Baca Juga:Reshufle Kabinet, Prabowo Sedang Bersihkan Orang-orang Jokowi? Istana Bilang BeginiHari ke Sepuluh, BBKSDA Sisir Hutan Lindung Terdekat Gunung Tangkuban Parahu
Akun itu mengingatkan, terpuruknya Gudang Garam sebenernya menjadi alarm bahaya, khususnya bagi para karyawannya.
Sebab, Gudang Garam menjadi perusahaan rokok yang menyerap tenaga kerja terbanyak. Per tahun 2023, Gudang Garam menyerap 32.38 ribu pekerja.
Tak cuma karyawannya saja, jelas akun itu, petani tembakau juga berpotensi rugi triliunan rupiah. Sebab, pabrik rokok menghentikan membeli tembakau.
Hal ini, kata akun itu, termasuk Gudang Garam. Pabrik rokok itu sudah mulai berhenti membeli tembakau di Temanggung, Jawa Tengah karena stok mereka masih banyak.
Di sisi lain, tandasnya, shifting perokok legal ke ilegal dan vape membuat masyarakat tak terpantau dari sumber penyakit berbahaya.
“Jadi kondisi sekarang ruginya dua, rugi ekonomi karena banyak orang terancam PHK, rugi juga karena dampak penyakitnya sama saja,” tulis akun itu.
Akun itu juga memberikan klarifikasi. Postingannya itu bukan karena pro rokok. Bahkan akun itu juga pernah juga membuat thread jika uang rokok dari masyarakat itu bisa menjadi tabungan atau dana darurat.