Saling Singgung Trayek Pasar Tegalgubug, Angdes Arjawinangun-Plered Diusir

saling-berebut-trayek
Paguyuban sopir angkot 02 menolak angdes AP yang mengambil penumpang di Pasar Sandang Tegalgubug, Sabtu (18/2/2023). Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

HARI itu sedang pasarannya Tegalgubug, Sabtu (18/2/2023). Dua sopir angkutan desa beda trayek saling seteru. Dipicu persoalan lama yang timbul-tenggelam: saling singgung jalur. Berlarut-larut sejak tahun 2004. Penumpang yang dibikin bingung.

Sehari sebelumnya telah dibuat kesepakatan. Bahwa, Angdes Arjawinangun-Plered (AP) boleh drop penumpang di Pasar Sandang Tegalgubug. Sekadar menurunkan. Tak ngetem.

Apalagi angkut penumpang dari pasar yang berlokasi di Kecamatan Arjawinangun tersebut.

Baca Juga:Halo Generasi Z, Yuk Lihat Cirebon Tempo Dulu di Galeri Arsip Kota CirebonASN Harus Netral di Tahun Politik, Simak Penjelasan Sekda Kota Cirebon

Kesepakatan yang terjalin di kantor Kecamatan Arjawinangun ini islah. Ditandatangani perwakilan kedua pihak. Hanya saja, tampaknya terjadi miskomunikasi.

Tak semua sopir AP tahu itu. Yang terjadi seperti di hari Sabtu pagi kemarin. Beberapa sopir AP masih ngetem. Tunggu penumpang. Paguyuban Sopir Angkot 02 kompak mengusir.

Beruntung tak chaos. Saling nada tinggi, itu biasa. Personel Polsek Arjawinangun memantau mereka. Cukup menyita perhatian pengendara di Jalur Pantura tersebut.

Penumpang AP yang akan menuju Plered diturunkan. Beberapa orang yang mayoritas ibu-ibu itu protes.

Batas trayek angdes AP hingga lampu merah Arjawinangun. Orang kenal dengan nama: Lamer Stamplat. Yang jadi keluhan, angdes AP ini bablas ke barat. Hingga ke Pasar Sandang terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Koordinator Paguyuban Sopir Angkot 02, Kanita mengatakan seteru persoalan trayek dengan AP telah terjadi sejak tahun 2004. Di masa itu yang dilakukan sama: mengusir mereka.

Tapi seiiring berjalan waktu perkumpulan supir angkot 02 itu tak aktif lagi. Boleh dibilang bubar. Yang terjadi, kata pria yang beken disapa Bodong itu, angdes AP kembali ‘menjajah’ wilayah mereka.

Baca Juga:Petani Cirebon Keluhkan Pupuk Subsidi, Tak Sesuai KuotaWarga Cirebon Harus Tahu, Ini Desain Pasar Pagi Tahun 1961 Zaman Walikota Prabowo

“Paguyuban Sopir Angkot 02 trayek Arjawinangun-Tegalgubug-Kaliwedi ini baru dibentuk kembali akhir Desember tahun lalu (2022, red),” jelas Bodong.

“Salah satu misi dibuat paguyuban untuk mengusir angdes yang tak sesuai trayek. Kalau perorangan yang ngusir, susah. Nggak digubris,” terangnya.

Lagi-lagi muara persoalan ini ada pada penghasilan. Jelas, kata Bodong, angdes 02 hanya kebagian sisa-sisa penumpang dari AP saat hari pasaran.

0 Komentar