Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Cirebon, Sutikno, menyampaikan bahwa kurikulum yang akan digunakan merujuk pada sistem boarding school.
“Kementerian Pendidikan Dasar memang belum memberikan arahan resmi, tetapi rencananya akan menggunakan kurikulum boarding,” ujar Sutikno.
Untuk jenjang SMP, saat ini telah terbentuk dua rombongan belajar (rombel), masing-masing terdiri dari 32 siswa. Sedangkan untuk jenjang SD, jumlah siswa yang mendaftar baru mencapai 13 orang.
Baca Juga:Ribuan Hewan Kurban di Cirebon Telah Diperiksa dan Layak DisembelihDorong Aturan Jam Malam untuk Pelajar Segera Diberlakukan
Kepala SMPN 18 Kota Cirebon, Yayan Herbiyanti D.U., menyampaikan bahwa program Sekolah Rakyat berdampak pada kebutuhan fasilitas di sekolahnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan pengadaan tujuh toilet pengganti, perubahan dua ruang multimedia menjadi mini hall, serta relokasi kantin karena terdampak pembangunan.
Yayan juga menyampaikan adanya beberapa kendala teknis, seperti distribusi listrik dan ketersediaan air bersih, yang masih perlu penyesuaian agar pasokan tetap stabil.
“Kami juga mengusulkan percepatan penghapusan aset seperti buku-buku Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan mebel rusak yang memakan ruang dan akan terdampak pembagian ruang kelas,” tandasnya. (cep)